Bahaya Stress Waktu Hamil.

Pict by Google

Stres saat hamil disebut-sebut dapat mempengaruhi kesehatan sang bayi. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan ibu yang stres selama kehamilan dan menyusui cenderung mendorong perubahan gen bayi yang dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak di kemudian hari.

Penelitian ini dilakukan pada tikus yang diberi tekanan dengan memberikan diet rendah protein selama masa kehamilan. Hasilnya turunan mereka tumbuh lebih cepat setelah penyapihan dibandingkan keturunan tikus yang tidak stres. Setelah dua bulan, keturunan tikus tersebut perutnya menjadi gendut dan mengalami pradiabetes, sebuah kondisi yang dicirikan dengan kadar gula darah tinggi yang tidak normal.

Para peneliti berpikir, stres pada ibu menyebabkan perubahan dalam cara neuropeptida Y, suatu neurotransmitter otak yang berpengaruh terhadap perilaku. Neuropeptida Y merangsang nafsu makan dan dapat menginduksi pembentukan dan pertumbuhan sel-sel lemak.
Stres dapat menyebabkan modifikasi gen keturunan yang meningkatkan aktivitas neuropeptida Y, dan pada gilirannya, meningkatkan jumlah sel-sel lemak dalam tubuh.

Namun, peneliti menyadari masih perlu banyak penelitian untuk melihat apakah stres menghasilkan efek yang sama pada manusia. Selain itu, temuan belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah peer-review. Studi ini akan disajikan minggu ini pada pertemuan Experimental Biology 2011 di Washington, DC.

Selain itu, induk tikus dalam penelitian juga hanya terkena stres gizi. "Orang yang mengalami gizi buruk juga mengalami stres sosial," kata peneliti Zofia Zukowska, profesor fisiologi di Georgetown University di Washington DC.

"Pada manusia, diet rendah protein atau malnutrisi sering dikaitkan dengan gaya hidup yang sangat keras," kata Zukowska. "Jadi itu kombinasi gizi dan stres psikologis," katanya.

Menurut Zukowska, pada penelitian sebelumnya, orang-orang yang mengalami kelaparan, seperti yang selamat Perang Dunia II, telah menemukan bahwa anak dari ibu hamil yang kurang gizi akan meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskuler. Para peneliti berencana untuk melakukan studi di masa depan dengan membandingkan pengaruh stres psikologis dan stres gizi selama kehamilan